Sabtu, 28 Agustus 2010

Masjid Ibrohim Ku Temukan!

          Satu minggu berada di host city, Indio, akhirnya hari Jum’at tiba. Setelah mencari di www.islamicfinder.com dan memasukkan kode post 92203, ku temukan sebuah populasi Islam di sini. Terletak di 84650 Avenue 49 Coachella, CA 92236, USA, masjid ini cukup luas dengan taman di sisi samping masjid.
Masjid dari sisi samping
depan
dalam
            Dengan agak ragu, karena pertama kali ke sini, aku membuka pintu masjid. Memang sebelumnya aku telah mengirimkan sebuah email pendek ke www.cvmosque.com, alamat masjid ini, dan ku sampaikan bahwa aku exchange student dari Indonesia mencari komunitas islam dan berharap bisa ikut bergabung. Balasan dari email sangat menggembirakan. Mereka mengundangku untuk berbuka puasa di masjid Jum’at sore.
            Ketika membuka pintu masjid, sekelompok wanita sedang menyiapkan hidangan untuk Aftar. Aku agak bingung, mereka terlihat sangat sibuk. Berusaha untuk mencari perhatian, aku menyapa seorang ibu, dan berkata aku baru di sini dan bolehkah aku membantu. Ibu itu hanya menjawab aku disuruh ke sisi dalam kiri masjid. Ya, aku temui beberapa wanita di sisi kiri masjid, memang ada satu ruangan khusus untuk wanita.
ramai sedang menyiapkan berbuka
            Sebelum aku masuk sisi ini, kulihat para lelaki sedang menyimak atau tadarus di ruang bagian khusus untuk jama’ah lelaki. Setelah aku masuk ruang jama’ah wanita, terlihat kosong. Mungkin aku datang terlalu awal. Aku menyapa seorang wanita bernama Sarah, dia masih Junior, tapi sebaya denganku. Mengobrol sebentar dan ikut membantunya menyiapkan buka puasa di ruang jama’ah wanita.
            Beberapa saat kemudian, datanglah jama’ah wanita yang lebih banyak lagi. Sepertinya mereka per keluarga. Telah kutelusuri dalam www.mydesert.com memang jumlah keluarga muslim dari daerah sekitar sini adalah 150 keluarga muslim. Jumlah yang lumayan banyak menurutku.
            Membantu menyiapkan buka puasa dengan terdengar lirih tadarusan Al-Qur’an di ruang jama’ah lelaki cukup membuatku terharu setelah seminggu tidak bertemu sesama muslim. Menyiapkan beberapa mangkuk kecil, piring, garpu, sendok dan gelas, menyajikan korma dan es buah. Setelah selesai membantu aku mulai mencari teman.
            Aku temui seorang wanita, Ms. Fouzia Hafeez. Seorang dokter asal Pakistan. Aku mencari tahu tentang kegiatan di masjid ini. Kebanyakan dari jama’ah masjid ini adalah dari India dan Pakistan. Memang benar, mereka membentuk halaqoh, dan aku tidak faham bahasa apa yang mereka gunakan. Ternyata mereka menggunakan bahasa Urdu, bahasa timur tengah.
Aku dan Ms. Fouzia
Sebagian besar adalah orang India dan Pakistan
            Sesaat berbincang, terdengar suara adzan menggema dari sisi jama’ah lelaki. Alhamdulillah, setelah kurang lebih tiga minggu, akhirnya mendengar adzan juga. Karena selama orientasi di Jakarta selama 10 hari, perjalanan 2 hari, 3 hari orientasi di Maryland, 3 hari orientasi di Upland, dan 4 hari tinggal di LC, 3 hari tinggal di host family, hari-hari itu aku tidak pernah mendengar adzan. Dan buka puasa di sini sekitar jam 7.30 malam karena sedang musim panas atau summer. Sungguh menguji keimanan. Puasa dari jam4.30 pagi, siang begitu menyengat, daerah desert, dan di sekeliling orang makan dengan nikmatnya, buka puasa jam 7.30 pula. Alhamdulillah orang-orang yang mengetahui kami puasa begitu menghargai dan mengormati kami.
Korma asli California
            Korma asli California dan anggur, soda susu dan es buah disiapkan. Setelah berdo’a, saatnya menyantap! Korma California tidak beda jauh dengan korma Arab. Korma California agak besar. Aku belajar dari LC ku, katanya dulu banyak orang Arab ke daerah ini, lalu karena cuaca, suhu dan padang yang hampir sama dengan Arab, mereka menanam pohon kurma di tepi-tepi jalan dan beberapa kebun penghasil korma.
            Setelah berbuka, kami sholat maghrib berjama’ah. Sholat di sini, tanpa Bismillah dengan suara yang keras. Dan yang paling aku kejutkan, jama’ah wanita tidak menutupi seluruh tubuhnya layaknya jama’ah Indonesia menggunakan mukenah atau rukuh untuk sholat. Mereka menggunakan baju panjang, dan hijab. Sebagian mereka menggunakan stocking atau kaos kaki, sebagian mereka tidak! Sebagian mereka terlihat rambut dan janggutnya.
satu piring ala Pakistan
            Usai sholat, makan malam pun tersedia. Jama’ah wanita berbondong-bondong ke sisi jama’ah lelaki. Di antara jama’ah lelaki dan wanita, ada sederet makanan prasmanan. Makanan terdiri dari nasi yang berwarna agak coklat, nasi kuning manis, bakso daging, telor, Taco, dan salad.
            Kembali ke ruang jama’ah wanita dan makan berjama’ah. Nasi yang berwarna agak coklat cukup enak, nasi kuning sangat manis, bakso daging yang kental dengan bumbu, dan satu yang sesuai dengan lidah hanya telor. Cukup mengisi perut. Alhamdulillah… Setelah makan, seorang wanita yang paling pertaa aku temui masuk dan berseru bahwa dilarang ke ruang makan tadi dengan hijab yang terlihat rambut, di sini boleh terbuka, tapi tidak saat bertemu jama’ah lelaki. Aku setuju, tapi aku berpikir agak lama dan tertegun. Jadi apa itu alasannya mereka sholat berjama’ah di ruang yang terpisah dengan jama’ah lelaki dan saat sholat boleh terlihat kaki dan rambutnya? Mungkin mereka berbeda Imam dan aliran denganku. Jadi agak aneh menurutku. Wallahu a’lam.
sholat di ruang jama'ah wanita
            Setelah membereskan sisa-sisa sajian makanan, beberapa dari mereka pulang. Sebagian mereka juga tetap tinggal untuk sholat Isya dan sholat Teraweh. Aku menanyakan kepada Ms. Fouzia apa makanan tadi. Beliau menjawab itu adalah makanan khas Pakistan. Nasi di Indonesia putih dan mungil, tapi nasi yan tadi agak lembek, berwarna. Sangat manis, dan panjang. Beliau menjawab itu hampir sama dengan nasi Indonesia, hanya mereka tambahkan perwarna dan banyak pemanis.
            Adzan Isya berkumandang. Satu yang aku kagum, mereka selalu sholat rowatib, baik ba’diyah maupun qobliyah. Sholat Isya dan sejenak istirahat sebelum sholat Taraweh. Waktu sejenak itu aku gunakan untuk menengok sebuah rak mungil di sudut ruangan jama’ah wanita. Yang aku temukan beberapa Qur’an Utsmani dengan terjemahan bahasa Urdu, dan Inggris, dan Al-Qur’an Kudus. Aku agak kaget juga, setelah aku lihat cover ternyata ada tulisan bahwa pemilik adalah orang Pakistan. Ternyata orang Pakistan menggunakan Qur’an Kudus? Aku yang salah menebak atau memang Qur’an Kudus dengan nama yang berbeda, atau bagaimana, Wallahu a’lam.
beberaa Qur'an, terjmahan dan bacaan
            Yang paling mengejutkan untuk masjid yang tidak terlalu besar, tempatnya termasuk di kota kecil bagian Amerika, aku temukan Ihya Ulumuddin dan Riyadus Sholihin terjemahan bahasa Inggris dua jilid.
Ihya Ulumuddin
dua jilid kitab terjemahan Inggris Riyadus Sholihin
Cover Riyadus Sholihin
            Buku yang lain hanya beberapa bacaan islami dengan bahasa Inggris, dan beberapa majalah muslim Amerika.
            Usai sejenak melihat-lihat, barisan dirapatkan kembali untuk sholat Taraweh. Satu rokaat sekitar 10 menit! Bacaanya surat pilihan yang panjang seperti sholat Taraweh di Makkah/ Madinah.Atau memang orang Timur Tengah memilih bacaan yang panjang untuk sholat Taraweh. Di Indonesia dua rokaat sholat taraweh bisa saja hanya 3 menit. Di  sini satu rokaat 10 menit, jadi dua rokaat sektar 20 menit. Lama juga. Di mulai jam 9 malam selesai mungkin jam 10.30.
para jama'ah lelaki sedang khusyu' berdo'a
            Selesai sholat, aku melihat-lihat dinding di masjid. Ternyata ada sebuah lembaran petunjuk sholat dengan bahasa Indonesia!
Petunjuk sholat bahasa Indonesia
             Aku temui seorang ibu yang sedang duduk disudut. Wajah beliau mirip orang Indonesia. Aku menyapa dan memperkenalkan diri, dan Tanya apakah ibu itu dari Indonesia. Beliau tertawa. Memang, kata ibu itu orang-orang mengira beliau dari Indonesia, kenyataannya beliau asli Meksiko. Beliau mengatakan ada dua orang mahasiswi dari Indonesia di komunitas ini, tapi hari ini tidak sempat ke masjid. Ibu itu menyarankan Idul Fitri nanti aku datang ke masjid dan temui dua mahasiswi itu. Oke, Insya Allah.
            Pertama kali ke masjid di Amerika, dan mengesankan! Satu hal lagi yang penting, ketika mereka saling berpapasan atau bertemu mereka mengucapkan salam “Assalamu’alaikum..” lalu berpelukkan. Mengharukan karena di tengah-tengah masyarakat Amerika yang bertegur sapa dengan ‘Hai!’ atau ‘Hello!’ mereka tetap bertegur sapa dengan sesama muslim dengan adat Islam. Alhamdulillah.



1 komentar: