Selasa, 21 Desember 2010

Beowulf, Kisah Kuno Kepahlawanan Sastra Inggris

                   Kelas senior di American High School pasti tak asing lagi dengan kisah Beowulf. Kisah seorang pahlawan yang patut diambil hikmahnya.
                    Cerita ini berawal dari seekor monster yang tinggal di kegelapan bernama Grendel. Grendel adalah monster keturunan dari Cain (Qobil) yang dihukum oleh Tuhan karena telah membunuh Abel (Habil). Grendel hidup dalam kesenderian karena ia monster, tak ada manusia yang berani masuk dalam kegelapannya. Jauh nun di sana, hiduplah sebuah kerajaan yang tiap malam merayakan pesta, ialah Hrothgar, Sang Raja nan terkenal di segala penjuru. Alkisah, kerajaan ini terletak di Denmark,tepatnya daerah yang disebut 'Herot' dan rakyatnya disebut the people of Danes. Kerajaan ini dikelilingi tembok emas sebagai pagar kerajaan yang makmur nan sentausa.
                      Kesendirian Grendel, membuat Grendel sangat iri terhadap kerajaan Hrothgar yang tiap malam bersuka ria mengadakan pesta di hall(aula) kerajaan. Kesuka citaan kerajaan Hrothgar pun mulai sirna saat Grendel memulai aksinya.
                    Suatu malam , ketika Danes (orang-orang kerajaan) telah lelap seusai pesta, datanglah Grendel dalam gelapnya malam. Ia menerkam delapan orang dalam satu genggaman. Malam nan sunyi tak memberi tanda datangnya sang monster. Hingga pagi menyapa, akhirnya kerajaan pun sadar apa yang telah terjadi semalam. Malam-malam pun semakin gulita, tetesan darah demi darah terus mengalir dalam kerongkongan Grendel. Tak ada satupun ksatria kerajaan dapat menaklukkannya. Tak ada satupun rakyat yang mencoba berpindah ke daerah lain karena kerajaan Hrothgar sangatlah makmur.
                      Dua belas spring, dalam arti dua belas tahun berlalu. Grendel tetap dalam aksinya tiap malam yang gelap, terselubung tak diketahui wujudnya, entah sudah berapa korban mengisi perutnya.
                      Jauh dari kerajaan Denmark, hiduplah seorang pria yang paling kuat di segala penjuru, ialah Beowulf, anak lelaki raja Hyglac dari negeri Sweden. Rakyatnya disebut the Geats. Ayah Beowulf yang dulu penah diselamatkan Hrothgar, sekarang giliran Beowulf yang akan menyelamatkan kerajaan Hrothgar. Bersama enam belas pengikutnya, Beowulf mengarungi samudera menuju Denmark, untuk tujuan mulia, menyelamatkan kerajaan Hrothgar yang telah dua belas tahun dalam gelap yang mencekam.
                      Sesampainya di pesisir pantai Denmark, muncullah seorang penjaga pantai menanyakan kedatangan Beowulf dan pengikutnya. Awalnya ia curiga kedatangan Beowulf, tapi akhirnya ia mengagumi Beowulf yang gagah berani datang dari jauh hanya untuk menaklukkan Grendel. Beowulfpun diizinkan untuk menemui sang raja yang masih dalam ikatan saudara dengan Beowulf.
Beowulf, kisah kuno kepahlawanan
                      Beowulf dan pengikutnya pun mulai menyusun rencana untuk menaklukkan Grendel. Beowulf mengajukan syarat kepada Hrothgar. Ia ingin hanya Beowulf dan pengikutnya saja yang melawan Grendel, tanpa bantuan pasukan Hrothgar ataupun senjata dari kerajaan. Beowulf sangatlah bijak, ia melawan Grendel tanpa senjata pelindung satupun karena ia menyatakan Grendel tal bersenjata, ia pun akan melawan denga tangan kosong juga.
                    Seperti malam sebelumnya, Grendel datang di tengah malam yang mencekam. Beowulf dan enam belas pengikutnya berpura-pura tidur rapi berjajar menunggu kedatangan Grendel. Satu pengikut Grendel telah terlahap mengenaskan dalam mulut Grendel. Tentu Grendel tak curiga sedikitpun karena malam hanya seperti malam sebelumnya, tanpa perlawanan.  Sekarang baris kedua dari deretan pengikut Grendel yang berakting tidur adalah Beowulf sendiri. Ketika Grendel menggenggam tangan Beowulf bersiap melahapnya, tiba-tiba tangan Beowulf berpalik menggenggam tangan Grendel dengan kuat dan membantingnya ke segala aragh dengan kuat. Grendel berusaha melepaskan genggamannya. Tangan Grendel yang lain menggengam tangan Beowulf yang lain. Kini ia tak bisa apa-apa lagi. Kedua tangannya tergenggam erat  dengan tangan Beowulf. Semakin ia meronta melawan Beowulf, lengannya semakin robek melebar, hingga akhirnya kedua lengannya putus. Grendelpun merintih, lari meninggalkan tempat itu denga segera. Ia menemui ibunya yang tinggal dalam danau mendidih berdarah jauh dari kerajaan yang tak ada satupun manusia yang berani mendekati.
Beowulf merobek lengan Grendel


                     Akhirnya kisah selama dua belas tahun dalam genggaman Grendelpun berakhir. Tapi bukan berarti kegelapan di tangan lain berakhir. Ibu Grendel kaget bukan main ketika Grendel, anak lelaki satu-satunya pulang kepangkuannya tanpa kedua lengannya. Ibu Grendelpun murka.
                     Di aula kerajaan, Hrothgar, Beowulf, Danes dan Geats merayakan kemenangannya. Dua lengan Grendel direbus dalam sebuah bejana. Dalam suka cita itu, Ibu Grendel datang menemui teman terdekat Hrothgar, Esher, dan membunuhnya dengan kejam. Bukan hanya itu, Ia mengambil kembali dua lengan anak lelakinya di malam itu.
                     Pagi menjelang, kerajaan Hrothgar pun bingung bukan kepalang. Teman terdekat Hrohgar tewas, dua lengan Grendel pun hilang entah kemana. Sekarang Beowulf pun mulai menyusun rencana untuk melawan Ibu Grendel. Kali ini tujuannya bukan seperti kemuliaannya dulu hendak menyelamatkan kerajaan Hrothgar, tapi ia hanya ingin lebih terkenal sebagai pahlawan yang tak terkalahkan.
                       Beowulf meminta syarat kepada Sang Raja, Hrothgar, kalau nanti ia tak terselamatkan, ia tak tahu kalau badannya bisa ditemukan, yang jelas ia meminta pengikutnya dikirim kembali ke Sweden, negara aslinya. Beowulf pun pergi dengan pengikutnya ke danau darah mendidih dimana Ibu Grendel tinggal. Berbekal baju besi ajaib, dan pedang bernama 'Hrunting' yang dipercaya bisa menaklukkan segala monster.
                      Beowulfpun berenang dalam danau itu, sedangkan lima belas pengikutnya setia menunggu di tepi danau. Berjam-jam Beowulf berada dalam danau itu. Andaikata ia bukan seorang pahlawan, seorang manusia biasa tak akan bisa berada berlama-lama dalam danau itu karena danau itu tercipta dengan darah mendidih. Akhirnya Ibu Grendel menggenggamnya dan membawanya ke aulanya. Sedangkan monster lain mencium bau manusia dan berebut menrkam Beowulf, tapi Ibu Grendel tak membiarkannya karena ia ingin Beowulf hidup-hidup dan melawannya satu lawan satu seperti Beowulf lakukan dengan Grendel.
                     Ibu Grendel dan Beowulf sampai di aula di atas danau yang merupakan rumah Ibu Grendel. Ini keuntungan bagi Beowulf, karena di daratan ia lebih kuat di banding dalam air, apalagi danau itu. Tapi ia bisa bertahan karena baju besi yang ia gunakan. Pertarungan sengit itu pun dimulai. Dengan ganas dan murka, Ibu Grendel mencakar Beowulf tanpa segan. Pedang'Hrunting' yang ia gunakan pun sia-sia, tak bisa melukai Ibu Grendel sedikitpun. Beowulf hanya bertahan dengan baju besinya. Ia kehabisan tenaga. Detik terakhir Beowulf melihat pedang yang tergantung di dinding aula. Pedang itu disebut 'Mere'. Ia menyambar pedang itu, dan beruntung, pedang itu berhasil melukai Ibu Grendel. Beowulf pun menang dan kembali ke pengikutnya. Tidak dengan tangan kosong, Ia membawa kepala Grendel dan Ibu Grendel di kedua tangannya. Orang-orang Danes telah berpikiran tak mungkin Beowulf kembali, mereka pun pergi meninggalkan pengikut Beowulf yang setia menunggu.
                      Setelah sembilan jam menunggu, muncullah Beowulf dengan dua kepala dalam genggamannya. The Geats (pengikut Beowulf) sangat gembira menyambut kedatangan pemimpinnya. Mereka kembali ke Herot. Kerajaan dan para ksatria kaget, mereka kira Beowulf  telah mengakhiri kehidupannya dalam danau itu.
Beowulf melawan Ibu Grendel
                     Bertahun-tahun berlalu, Beowulf yang sekarang menjadi raja dari Geats telah beranjak tua. Terdengar kabar ada sebuah bukit yang dijaga oleh seekor naga, di dalamnya terdapat harta karun yang tentu bisa membuat kerajaan Beowulf semakin makmur. Beowulf pun begitu menginginkannya. Walau ia tua, ia masih memiliki semangat dan kekuatan yang hampir sama dengan beberapa tahun lalu ketika ia berhasil menaklukkan dua monster dengan tangannya.
                    Ia bersama pengikut setianya pergi ke bukit baru yang tinggi dan tajam untuk mendapatkan harta karun. Dengan baju besinya dulu, helmet, dan pedang ia miliki, ia siap melawan Sang Naga. Sang Naga memiliki kekuatan besar dengan nafas yang panas yang mampu membakar ruangan disekitarnya. Pedang Beowulf sekali lagi tak berfungsi. Pedangnya meleleh seperti tetesan air mengalir dari ujung pedang. Helmetnya tak bisa melindunginya lagi. Beowulf berusaha melawan, tapi apadaya, Beowulf kini di ujung hidupnya.
                   Pengikutnya yang stia dari pertarungan awal hingga akhir kini hanya bisa diam dan menonton rajanya tersakiti. Satu dari pengikutnya, bernama Wiglaf, yang sekaligus keponakkan, tak bisa hanya berdiam diri. Ia menyadari mereka hanya berdiam dan melihat rajanya tak akan mampu menyelamatkan Sang Raja. Ia harus bertindak. Akhirnya ia berlari menuju sang naga, dan melangkah, menekankan kakinya di atas naga yang membuat naga tak berday. Naga pun mati di tangan Wiglaf.
                   Beowulf yang siap menghembuskan nafas terakhir berpesan kepada ponakannya itu untuk membawa harta karun untuk dirinya sebelum ia mati. Wiglafpun mengambil beberapa harta karun  untuk nya. Pada detik terakhir, Beowulf berpesan kepada Wiglaf untuk mendirikan tower di tempat itu untuk para pengembara mengetahui arah mereka berpergian di darat dan laut, dan memintannya menguburkan jasad Beowulf di tempat itu, dan dinamakan Tower Beowulf. Satu lagi permintaan yang berat untuk Wiglaf, Ia meminta Wiglaf menjadi pemimpin di kerajaannya, memimpin Geats, dan Beowulf memberikan kalungnya sebagai persembahan bahwa Wiglaf telah berhasil menaklukkan naga yang Beowulg hendak taklukkan sekaligus meresmikan Wiglaf menjadi pemimpin yang baru.

Beowulf dan Wiglaf
                      Kini Beowulf hanyalah nama. Nama bagi pahlawan yang gagah berani. Ada amanat yang bisa kita ambil. Ketika Beowulf melawan Grendel, ia memiliki tujuan yang mulia untuk menyelamatkan Kerajaan Hrothgar, sehingga ia menang dengan mudahnya, hanya dengan tangan kosong. Ketika ia melawan Ibu Grendel, ia hanya ingin bertambah terkenal. Maka pedang yang ia gunakan pun tak mempan melukai kulit Ibu Grendel. Tangan kosongpun tak berarti, hingga ia meyambar pedang yang tergantung di dinding aula Ibu Grendel sendiri. Dan terakhir, Beowulf hanya menginginkan harata karun yang dijaga naga. Ia gugur dalam pertarungan itu, karena tujuannnya hanya menuruti nafsunya mendapatkan harta. Kesimpulannya, jika seseorang bertujuan mulia, maka selalu ada jalan kemudahan. Tapi jika seseorang hanya menuruti nafsunya mendapatkan harta atau material, maka rintangan akan menghadang, termasuk kematian yang terjadi pada diri Beowulf.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar