Jumat, 10 September 2010

Idul Fitri yang Tak Terlupakan di USA

            Tanggal 9 September 2010 tepat pukul 7.00 waktu Indio, akhirnya tiba juga waktu berbuka puasa setelah seharian penuh berkutat dengan pelajaran. Senangnya berbuka puasa hari ini karena selain hari terakhir puasa yang host family ku tunggu-tunggu, aku juga senang karena sempat ber-skype ria dengan keluarga yang sore itu di Indonesia sudah selesai sholat Ied.
            Subuh tiba, ku bangun dan siap- siap pergi ke masjid. Perfect dengan baju baru yang kubeli dua hari yang lalu dengan harga super murah berkualiatas tinggi, aku pergi dengan host mom ku yang baik banget mau mengantarkan ku ke masjid pagi-pagi. Karena biasanya sekolah mulai jam 7.42 dan berangkat dari rumah jam 7,00, hari ini berangkat jam 6.30 yang menurut mereka masih pagi banget.
            Jam 6.50 sampai di masjid, sudah terdengar gema takbiran dari lapangan sisi samping masjid. Tertegun, terharu, campur aduk rasanya. Takbiran di Amerika! Aku melangkah ke lapangan dan terlihat masih agak sepi. Hanya beberapa lelaki muslim yang melantunkan indahnya gema takbir.

Takbiran sembari menunggu jama'ah
            Jam 7.30 shaf sudah agak penuh. Kira-kira tujuh shof pria dan tujuh shof wanita. Semua berdiri dan menunggu sepuluh menit menanti jama’ah yang terlambat. Lalu sholat Ied dimulai tepat jam 7.40!
            Imam memberikan sedikit pengarahan cara sholat Ied, dan sholat pun berlangsung khuyu’. Rokaat pertama takbir tujuh kali, membaca Al-Fatihah, Al-‘Ala dan rokaat kedua takbir lima kali, Al-Fatihah dan Al-Ghosyiyah. . Ternyata sama seperti di Indonesia. Yang samanya lagi, ada suara tangisan bayi di tengah sholat Ied. Persis! Sama suasananya sholat Ied di Indonesia!
Sebelum shlat dimulai, rapatkan shof!

            Setelah sholat, Imam membaca takbir, dan mulai berceramah dengan bahasa Inggris. Bacaan beberapa ayat Al-Qur’an dan hadits yang fasih. Khutbah berkisar tentang harapan puasa diterima, sunnah muakkad, dan termasuk hukum sholat Jum’at. Khubah diakhiri dengan do’a dan para jama’ah meng-amini.
Imam yang sedang berkhutbah

            Imam selesai, para jama’ah berdiri. Kalau di Indonesia “ Minal Aidzin wal Faidzin” beda lagi di sini, mereka saling berpelukan mengucapkan “ Ied Mubarok!” .
Saling bersalaman,berpelukan dan Ied Mubarok!

              Di tengah-tengah saling bersalaman, ada seorang wanita yang kelihatannya dari Melayu. Sebenarnya sudah dari pertama beliau datang saling lirik. Dan waktu yang tepat saat saling bersalaman, beliau menyapa, “ are you from Philippine?”. Aku menjawab “ No, I’m from Indonesia!” dan tersentak beliau menjawab,” Eh, gue juga dari Indonesia!” dengan aksen Jakarta yang kental. Wow! Akhirnya ketemu orang Indonesia! Namanya Bu Vitri dari Jakarta. Beliau beserta anak perempuannya dan suaminya dari China tinggal di dekat masjid. Kata beliau aku dikira dari Filipina karena rukuh yang kupakai bermodel gamis. Rukuh Bu Vitri ya rukuh Indonesia yang potongan. Dan jamaah yang lain tidak ada satupun yang pakai rukuh. Mereka hanya pakai gamis atau sekedar baju panjang. Jadi itu yang membedakan  kami dan tak asing, curiga sama-sama dari Indonesia. Lalu Bu Vitri berbincang dengan satu ibu dan bahasa Indonesia! Ternyata satu lagi dari Indonesia, Bu Ilin beserta anak perempuan dan suaminya. Mereka mengaku kasihan aku satu-satunya pelajar pertukaran dari Indonesia di daerah itu. Tapi aku merasa tidak perlu dikasihani dan malah bangga. Karena mereka kasihan, mereka memberiku nomer telepon dan berharap kalau ada sesuatu bisa menghubungi mereka.
Berfoto dengan Bu Ilin dan Bu Vitri

Usai itu, saatnya sarapan berjama’ah! Di sisi kanan masjid depan lapangan, sudah tersaji banyak makanan. Tapi tidak seperti di Indonesia makan ketupat dan opor atau gule, di sini makannya sandwich, donat, daging cincang, salad, kentang, sayur kacang, dan beberapa buah-buahan. Dan aku mencoba korma muda California. Masih kuning, seperti dawegan tapi kecil.
Sarapan berjama'ah

Aku bertemu dengan Abed dan Zainab, teman sekolah yang baru kemarin kenalan. Aku mencari teman muslim di sekolah dan akhirnya ketemu juga Abed dan Zainab. Mereka menghabiskan hari ini bersama keluarga dan tidak kembali ke sekolah.
 di lapangan masjid

Mencicipi beberapa makanan, mengobrol dengan orang Indonesia, dan saatnya kembali ke sekolah seperti rencana ku dari awal. Jujur saja aku tipe orang yang senang sekolah dari kecil, jadi tidak mau rugi kalau sehari saja tidak sekolah. Teman ku Fouzia yang lalu aku ceritakan, beliau mengantarkan ku ke sekolah.  

Perfect! Aku sampai di sekolah, ke Attandance Office untuk minta izin, dan masih ada tujuh menit period 2 pelajaran matematika. Jalan cepat ke kelas dan dapat pelajaran! Ibadah dapet, pelajaran juga dapet hari ini! Kesenangan batin dapet, Kesenangan otak juga dapet! Alhamdulillah!
            Saudara perempuan ku dan ‘genk’ kelas senior kumpul makan siang kita sedang sibuk belajar buat ujian masuk universitas besok, jadi aku ke kelas sejarah, kumpul dengan anak junior.
            Usai sekolah, pulang, dan waktu makan malam keluarga mengajak makan di luar! Makan masakan Mexico dan es krim! Mereka senang aku tidak puasa lagi karena mereka tidak ingin satupun anggota keluarga yang kelaparan.
Lengkap hari ini Iedul Fitri di Amerika. Sempat cemas tidak akan berhasil rencana ke masjid, eh malah bener-bener sesuai rencana dan lebih dari itu, Perfect! Alhamdulillah…


Senin, 06 September 2010

Arti ‘ Siswa yang Smart dan Attitude ‘ dalam Ilmu Psychology



            Ketika seorang guru berkata, “ Santi ber attitude baik, sayang kakaknya, Eko, ber attitude buruk.” Kata yang terlontar ini biasanya hanya mencerminkan seorang murid yang selalu sopan dan mengerjakan tugas dengan baik. Ternyata, pernyataan ini salah. Attitude bukanlah  perilaku yang manis di depan guru, tapi  lebih dari itu.
Smart Student memiliki beberapa kriteria menurut Ilmu Psychology :
1.      No body can teach you as well as you can teach yourself.
Bagi seorang pelajar yang smart, Guru bukan lah yang utama mengajar dirinya, melainkan dirinya sendiri.
2.      Merely listening to your teachers and completing their assignments is never enough.
Pelajar yang smart, tidak hanya mendengarkan gurunya dengan baik dan mengerjakan tugas-tugasnya karena menurutnya itu tidak akan cukup.
3.      Not everything you are assigned tore and asked to do is equally important
Tidak semua tugas yang kamu dapat itu penting. Sepertihalnya dalam ujian, jangan berpikir kalau hanya pertanyaan-pertanyaan dalam ujian yang diberikan guru adalah penting, dan yang tidak dalam ujian bukan hal yang penting.
4.      Grades are just subjective opinions
Pelajar yang smart berpikir bahwa tingkatan dalam kelas (elementary,freshman,junior,senior) hanyalah opini subjekyif saja. Tidak penting tingkatan kelas, yang penting adalah ‘how much I learn and how much I do’ , seberapa banyak saya belajar, dan seberapabanyak saya amalkan. Kutipan ini sebenarnya adalah arti dari attitude. Dan attitude adalah satu hal yang paling membedakan antara smart student dengan yang lain.
5.      Making mistakes (and occasionally appearing foolish) is the price you par for learning and improving
Membuat kesalahan (dan sekali-kali kelihatannya bodoh) adalah harga yang sama untuk belajar dan mengembangkan diri.
6.      The point of a question is to get you to think not simply to answer it
Point dari sebuah pertanyaan adalah agar kamu berpikir bahwa tidak simple untuk menjawabnya. Maksudnya ketika kita diberi pertanyaan itu berarti pertanyaan adalah sesuatu yang tidak mudah untuk menjawabnya, bagaimana kita mencari jawaban dari pertanyaan itu, memutar otak, melogika, bertanya pada orang lain, atau mencari di buku refrensi. Benar atau salah jawaban dari pertanyaan bukanlah hal yang paling utama, tapi yang utama adalah berpikir bagaimana cara untuk menjawabnya.
7.      You are in school to learn to think for yourself, not to repeat what your textbooks and teachers tell you
Kita di sekolah untuk belajar berpikir untuk diri kita sendri, tidak untuk mengulang dari buku paket dan guru sampaikan. Kebanyakan dari kita, lebih utama untuk mengulang, menghafal, dan mengerjakan tugas. Semakin banyak kita bisa mengulang pelajaran, maka semakin smart. Ungkapan seperti itu tidak benar dalam ilmu psychology. Yang seharusnya smart student pikir adalah bagaimana ilmu itu bermanfaat bagi dirinya, baik itu dengan tahap menghafal,mengulang, tapi yang penting adalah mengamalkan ilmu untuk dimanfaatkan

8.      Subjects do not always seem interesting and relevant, but being passively bored and not learning them
Beberapa mata pelajaran tidak selalu terlihat menarik dan relevan, tapi menjadi membosankan dan tidak mempelajarinya. Jangan menyalahkan kalimat ini dulu. Fahami, bahwa pasti seseorang dalam belajar tidak selalu tertarik dalam belajar. Smart student berpikir, pelajari yang penting dan bermanfaat, jangan menyia-yiakan waktu hanya untuk belajar dari pelajaran yang benar-benar berhenti sampai situ saja dalam mempelajarinya, melainkan gali lebih dari pelajaranitu, baik dengan mencari refrensi yang lain atau dengan praktikum inovasi baru.
9.      Few things are as potentially difficult, frustrating or frightening as genuine learning, yet nothing is so rewarding and empowering
Beberapa hal yang secara potensial susah, membingungkan, atau menakutkan sama dengan tulusnya belajar, tidak ada balasan dan hukuman. Susahnya belajar, bukan berarti kita menyerah Semakin susah kita belajar, semakin mengajarkan kita tulusnya belajar dan menuntut ilmu. Tidak pandang apa yang nanti orang berikan penghargan pada kita usai hasil dari belajar, atau hukuman karena kita tidak berhasil mendapatkan yang terbaik. Yang penting adalah usaha keras yang artinya ketulusan dalam belajar.
10.  How well you do in school reflects your attitude and you method, not your ability
Seberapa baik yang kita lakukan di sekolah menggambarkan attitude dan metode kita, bukan kemampuan kita. Semisal kita banyak mendapatkan prestasi dalam akademik maupun sport, bukan berarti itu merupakan sebuah kemampuan yang kita pamerkan, tapi menggambarkan baiknya attitude dan metode kita dalam belajar.
11.  If you’re doing it for the grades or for the approval of others, you’re missing the satisfactions of the process and puffing yourself- esteem at the mercy of things outside your control
Jika kita melakukannya untuk kenaikan kelas, atau untuk diterima orang lain, kita kehilangan kepuasan proses dan kebanggan kita sendiri pada hal diluar control diri. Maksudnya, kita belajar jangan hanya agar naik kelas, lulus, atau diterima di lingkungan, tapi belajar untuk diri kita dan diamalkan itulah yang penting.
12.  School is a game, but it’s very important game
Sekolah adalah sebuah permainan, tapi permainan yang sangat penting. Sekolah, tempat kita belajar ada sebuah peraturan, begitu pula dalam permainan. Dalam permainan, kita taati peraturan, lakukan apa yang diminta dam permainan, berusaha untuk menang artinya berusaha untuk mendapatkan yang terbaik dalam prestasi, jangan kalah dalam artian menyerah atas suatu pelajaran yang rumit, dan petik hasil nya seperti halnya dalam permainan kita mendapatkan score. Sekolah adalah permainan yang penting karena seberapa banyak kita mendapatkan ilmu, semakin banyak bisa kita amalkan, dan semakin tinggi pula kesempatan kita meraih cita-cita di masa depan.

Didapatkan dari seminggu pertama kelas psychology, LQHS 2010.


Minggu, 05 September 2010

Apa Saja sih Kebiasaan Orang Amerika?

Sudah hampir satu bulan di negeri orang, sedikit banyak aku sudah terbiasa dengan adat yang mereka ucapkan atau lakukan.
            Yang paling sering mereka ucapkan disini adalah “Thank You.” Seberapa seringkah? Sering sekali, bahkan seorang istri mendapatkan ucapan trimakasih dari sang suami tiap kali sang istri memberikan sajian makan malam. Seorang ibu mengucapkan terimakasih saat anaknya membantu membersihkan rumah, merapikan kamar, mencuc piring dan lain-lain. Sering sekali terdengar “Thank you” di sekelilingku. Dan tentunya orang yang mendapatkan thank you akan menjawab “You are welcome”, “ Yups”, atau ucapan lain yang menunjukkan kesenangan. Siapa yang tidak senang mendapatkan ucapan thank you, karena ucapan thank you bertanda kita dihargai.
            Selanjutnya, ucapan “ I’m sorry”. Tentu orang tak luput dari kesalahan. Seperti kalau kita tidak sengaja menyenggol seseorang, atau menghalangi jalan orang, maka katakan “I’m sorry.”
            Kalau di Indonesia terbiasa dengan “Nyuwun sewu..” atau “Permisi…”, tentunya di sini juga memiliki kebiasaan santun seperti itu. Hanya saja dengan bahasa lain yatu “Excuse me.”
            Ramahnya orang Amerika saaat mereka baru berkenalan dengan orang baru, pasti mereka ucapkan “Nice to meet you “ dengan senyuman ramah.
            Kebiasaan seorang muslim klau bersin mengucapkan “Alhamdulillah”, dan yang mendengar menjawab “ Yarhamukallah”, lain lagi kalau di sini. Tapi sejenis juga dengan mendoakan. Orang yang bersin biasanya mengucapkan, “Excuse me” karena mungkin dianggap agak mengganggu orang lain, dan yang mendengar menjawab “God bless you”. Hampir sama kan dengan mendoakan, hanya beda bahasa saja. Sekalipun seorang murid yang bersin di tengah pelajaran atau sang guru sedang menerangkan, hamper seisi kelas mendoakan sampai gurunya juga mengucapkan God bless you.
            Kebiasaan lain, setiap pagi ketika baru saja bertemu hari itu, pasti tak asing dengan sapaan Good Morning, sekalipun Ibu kepada anaknya. Dan begitu pula jika malam tiba, si anak hendak tidur, setidaknya laporan kepada orang di rumah kalau ia hendak tidur dan jangan lupa ucapkan Good Night,atau Have a nice dream, atau see you tomorrow.
            Dan satu lagi, kalau hendak meminta sesuatu jangan lupa ucapkan Please untuk menyatakan kesopanan. Contoh kecil, kalau di meja makan dan agak jauh untuk mengambil makanan atau sayur, mereka pasti ucapkan May I have some rice,please… atau minta tolong ambilkan sesuatu, pasti tak asing lagi dengan ucapan please.
Senyum!
            Ternyata setelah terjun di masyarakat Amerika, tak seburuk orang luar kira. Mereka cukup sopan dalam bertutur kata dan berprilaku. Setidaknya kita bisa mencontoh beberapa kebiasaan positif seperti terbiasa mengucapkan terimakasih walaupun sekecil apapun orang bebuat untuk kita.