Satu
hal yang kadang membuat saya merasa bangkit, yaitu flashback. Tengah malam memang paling efektif untuk
mengulang kembali memori yang ada. Salah satu penelitian yang pernah saya
dengar, bahwa untuk menambah kekuatan daya ingat, seseorang perlu mengingat
kejadian hari itu sebelum ia tidur, atau bahkan hari-hari sebelumnya yang telah
berlalu.
Flashback
saya lakukan kerap kali belakangan ini, tak ada tujuan lain selain mengingat
dan mensyukuri apa yang ada. Bukan dari
susut pandang religious yang saya akan bahas dalam flashback yaitu tafakur
introspeksi diri tengah malam di atas sajadah, melainkan sebagai pengguna
teknologi zaman sekarang yang 24 jam
dapat mengakses informasi.
What
I do then? Yang saya lakukan adalah melihat kembali foto-foto dari saat
sekarang yang ter-update hingga masa lalu, ataupun status dan komen yang
pernah saya ketik. Hal yang benar-benar saya perhatikan dalam album foto adalah
perbedaan cara pandang saya melihat sisi kamera, aura senyum yang saya
pancarkan, bersama siapa saya berfoto, dan tentunya mengingat apa momen yang
terjadi saat foto itu diambil seperti bagamaina perasaan saya, atau bagaimana
saya bisa berada dalam foto itu. Sedang dalam status yang saya ketik, yang
biasa saya ketik dalam makna tersirat saya coba mengingat apa maksud saya dulu
mengetik tulisan ini dan itu.
Tau
kah Anda, ketika saya melihat satu persatu dari foto yang ada dalam album, saya
mengingat kembali keputusan-keputusan penting, krusial bahkan kadang mendesak
yang saya ambil dalam hidup.
Ketika
kita memilih menjabat tangan dengan seorang “A”, misalnya, maka kita lihat dari
beberapa waktu kemudian si “A” akan hadir mengisi hari kita, hadir dalam
lembaran foto berikutnya. Ketika kita memutuskan untuk pergi ke suatu tempat
atau tidak pergi, maka akan terlihat dalam foto berikutnya, apa hikmah yang
terjadi. Dan begitu pula dalam mengambil keputusan untuk menjauh atau
meninggalkan seseorang yang kita anggap pantas untuk kita asingkan sesaat, maka
akan terlihat dampak kemudian, kita mencoba mengenal sosok-sosok lain dalam
hidup, mencoba hal baru, bahkan suatu saat satu keputusan ini akan mengubah your
whole life.
Apa
yang saya alami misalnya, semisal saya tidak mengisi formulir ‘ini’, saya tidak
akan mengikuti tes ‘itu’, dan tidak akan menjadi exchange student di negara ‘sana’. Atau ketika saya memutuskan untuk menyibukkan
diri dengan berorganisasi ‘ini’, saya tidak intens bergaul dengan ‘mereka’ di
tempat lain, maka saya akan mengenal orang-orang baru dan oramg-orang terbaru
inilah yang akhirnya ‘ada’ dalam hidup saya.
Dari
foto yang ditampilkan slide by slide di facebook, saya menyadari betapa
beruntungnya pernah bergaul dengan ‘mereka’, lalu ‘mereka yang lain’ dan ‘mereka
yang selanjutnya’. Saya merasa bangga pernah melakukan ‘ini’, ‘itu’ dan ‘sesuatu’.
Kadang dari foto, ada rasa rindu yang benar-benar dari dalam hati muncul,
hingga tak terasa meneteskan airmata. Bukan rindu akan orang yang ada dalam
foto yang kita telisik, tapi rasa rindu untuk mengulang moment yang ada dalam
foto.
Dari status yang
kadang kita iseng mengetik, dapat terbaca kedewasaan kita menghadapi masalah, face
the situation. Kadang kita merasa begitu tegar, kadang merasa rapuh. Kadang
saat kita tak kuasa harus sharing dengan siapa, kita hanya mengetik kata yang
tak bermakna dalam suatu kotak biru, di jejaring sosial. Dan saat kondisi telah
pulih, kita hanya tersenyum atas apa yang telah kita ketik, atau bahkan
menghapusnya dengan rasa puas.
Intropeksi
sekarang tak harus diidentikkan dengan di atas sajadah saja, tapi di depan
layar HP, Tab, ataupun Notebook/Laptop, kita bisa melakukannya. Satu hal yang
mendukung adalah, suasana yang tenang di tengah malam beserta music favorite
mengalir dari headset yang terpasang di kedua lubang telinga.
But overall,
kita yang menentukan bagaimana kita berintrospeksi, bagaimana kita menilai
keadaan, dan bagaimana MENGUBAH hidup, menjadi lebih baik. Your choice, Your
next LIFE!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar