Bagi teman-teman yang bertanya-tanya apa hubungannya
MARCOMM FTI (dahulu namanya Tim Promo) dengan Belanda? Yang saya ingat dulu,
tiga tahun yang lalu ketika saya yang belum setahun menjadi mahasiswa
diwawancari oleh kakak-kakak dalam oprek (Open Recruitment) tim promo FTI,
mereka bertanya apa cita-cita saya dalam satu hingga empat tahun ke depan. Saya
menjawab dengan tegas "Saya ingin melanjutkan studi double-degree di
Belanda, walaupun belum ada satupun yang berangkat padahal MOU nya sudah
bertahun-tahun, saya pasti bisa berangkat”. Lalu salah satu dari pewawancara
bertanya, jika saya terpilih menjadi anggota Tim Promo, apa yang saya akan
lakukan di Belanda kaitannya dengan tim promo. Saya jawab, "Saya akan
bercerita tentang FTI dan UII, bagaimanapun caranya, kepada siapapun saya
berkenalan." Beberapa pewawancara hanya tertawa kecil, merendahkan,
sekedar uji mental sepertinya. Tapi bukan itu inti dari cerita. Lebih dari ini.
Sejak saat itu, saya semakin mantap untuk mencari cara untuk mengambil program
double-degree, setidaknya menempel satu buah potongan foto kampus di dinding
kamar, Saxion University of Applied Sciences.
Singkat cerita, saya pun menjadi bagian dari MarComm.
Periode pertama (2013-2014) saya menjadi ketua divisi Penelitian dan Pengembangan,
dan periode kedua (2014-2015) saya menjadi ketua Direct Promotion. Kemudian tibalah
semester enam, dimana saya mendaftar untuk program double-degree. Selain yang
saya persiapkan IPK, saya juga mempersiapkan IELTS. Saya otodidak belajar IELTS
selama dua bulan hanya dari buku dan audio, dan satu minggu berguru ke Pare, dan
akhirnya nilai IELTS saya cukup untuk mendaftar Saxion.
Di bulan Maret 2015, saya mendapat email bahwa saya
berhasil lulus seleksi mahasiswa double-degree, namun tanpa beasiswa. Karena
prinsip, saya tidak mau berangkat jika tanpa beasiswa, maka saya mencari kemanapun
beasiswa yang mungkin saya bisa daftar. Total ada 4 sumber beasiswa yang saya
dapat, namun hanya 2 yang boleh digabungkan, beasiswa Saxion Living Technology
Scholarship, dan Beasiswa Santri Unggulan BPKLN serta sekedar bantuan UII yang
jika ditotal semuanya mencapai lebih dari 230 juta (kurs 1 euro=16,000 rupiah).
Uang sebanyak itu tentunya tidak saya terima dimuka, namun saya terima berupa pelunasan
pembayaran kuliah, asuransi dan tempat tinggal.
Lalu apa lagi yang berhubungan dengan MarComm dan
Belanda? Ini dia jawabannya : Saxion Living Technology Scholarship (SLTS) ,
menurut koordinator pemberangkatan mahasiswa Indonesia-Belanda, saya adalah
penerima pertama dan satu-satunya mahasiswa Indonesia yang mendapatkan beasiswa tersebut, 10,000
euro. Satu hal yang berbeda dari pihak pemberi beasiswa yang lain, SLTS mensyaratkan
SATU sertifikat/tanda bukti bahwa saya aktif di organisasi kampus. Dan dari
beberapa organisasi yang saya ikuti selama saya menjadi mahasiswa, saya memilih
MarComm untuk saya cantumkan. Hanya MarComm.
Jadi, tunggu apalagi. Segera daftarkan diri untuk menjadi
the next BUKAN MAHASISWA BIASA : )
In frame of MarComm :
MarComm acara TEKNOIN 2014 bersama Pak Ilham Habibie, Putra BJ Habibie |
Usai acara ODIEX UII (OneDay Innovation Expo) |
MarComm FTI dengan MarComm International Program |
Selain acara dalam kampus, kami juga kompak menghadiri salah satu pernikahan anggota MarComm |
And Finally, inilah kami, MarComm 2014-2015, Keluarga "Bukan Mahasiswa Biasa" |
mudah-mudahan bisa menginspirasi adik, ponakan dan saudara2 yg lain ya,.
BalasHapusMau tanya kak, saya lulus SMA tahun ini kan yaa, kalau apply beasiswa SLTS tahun depan masih bisa atau tidak?
BalasHapus